(08 Nov 2017)

Keuntungan dan Kerugian Sterilisasi pada Kucing Betina

Kucing merupakan salah satu hewan yang paling banyak dipelihara di Indonesia. Hewan ini dapat dipelihara di dalam ataupun di luar rumah. Dalam satu tahun, kucing mampu bereproduksi tiga hingga empat kali. Hal ini menyebabkan populasi kucing meningkat secara cepat. Peningkatan kucing dalam jumlah besar menjadi masalah tersendiri untuk kesehatan manusia, karena kucing dapat menjadi vektor (pembawa) agen penyakit. Beberapa penyakit yang menyerang kucing dapat menular pada manusia, atau biasa dikenal dengan istilah zoonosis. Penyakit tersebut diantaranya adalah Toxoplasmosis. Toxoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit/ protozoa darah toxoplasma gondii. Selain itu, padatnya populasi kucing dapat mengakibatkan penurunan kualitas kucing. Sehingga kualitas anakan yang dihasilkan rendah atau cacat. Kebanyakan kucing di Indonesia, memliki ekor yang cacat (bengkok atau pendek) akibat inbreeding (perkawinan antar hewan yang memiliki satu hubungan kekerabatan).

Pencegahan terhadap penyakit zoonosis dan menurunnya kualitas kucing dapat dilakukan dengan sterilisasi pada kucing. Sterilisasi pada kucing jantan dapat dilakukan dengan tindakan bedah minor (kecil) yang disebut orchiectomy atau kastrasi. Sedangkan sterilisasi pada hewan betina dilakukan dengan tindakan bedah mayor (besar) yang disebut ovariohisterectomy.

Mengenal Organ Reproduksi pada Kucing

Kucing Betina

Organ reproduksi pada kucing betina secara umum terdiri dari ovarium (indung telur atau tempat sel telur), saluran kelamin dan alat penggantungnya. Saluran kelamin diantaranya yaitu tuba fallopii (oviduk), cornua uteri, corpus uteri, cervix, vagina dan vulva.

Kucing Jantan

Organ reproduksi pada kucing jantan terdiri dari testis, saluran kelamin dengan kelenjar kelamin dan alat kopulasi (penis). Saluran kelamin diantaranya yaitu vas eferens, epididimis dan vas deferens. Sedangkan kelenjar kelamin terdiri dari kelenjar prostata. Testis terdiri dari dua buah yang terdapat didalam pembungkus yang disebut skrotum.

Indikasi Dilakukan Ovariohisterectomy

Sterilisasi

Agar kucing tidak estrus (birahi) , bunting, serta meminimalisir terjadinya penyakit zoonosis dan inbreeding

Terapi

Sebagai tindakan pengobatan dari tumor uterus, kista ovarium, dan pyometra

Modifikasi tingkah laku

Agar kucing lebih mudah dikendalikan, lebih jinak, dan membatasi jumlah populasi

Penggemukan

Semua hormon reproduksi difokuskan untuk pertumbuhan kucing

Kerugian Dilakukan Ovariohisterectomy

1. Terjadinya Obesitas. Jika proses metabolisme tidak lancar, asupan nutrisi di dalam tubuh akan disimpan menjadi lemak sehingga dapat menimbulkan kegemukan

2. Hilangnya potensial breed atau keturunan (bagi breeder)

3. Dapat menimbulkan beberapa komplikasi pada saat pembedahan

Ovariant Renant Syndrome

Menyebabkan kucing tetap estrus setelah ovariohysterectomy

Fistule pada saluran reproduksi

Semacam saluran yang dapat menghubungkan dua organ tubuh yang terpisah

Urinary uncontinence

Ketidak mampuan mengatur spincter vesica urinary (katup pada kandung kemih)

Perderahan (Hemoragi)

Disebabkan karena ruptur (pecahnya) pembuluh darah pada ovarium

Keuntungan Dilakukan Ovariohisterectomy

Mencegah kelahiran kucing yang tidak diinginkan
Menghilangkan stres akibat kebuntingan
Mengurangi terjadinya resiko kanker mamae, ovarium, dan uterus, serta resiko pyometra
Tindakan terapi terhadap penyakit-penyakit reproduksi
Kucing lebih jinak, disebabkan karena produksi hormon estrogen pada kucing betina berkurang. Hal ini menyebabkan tingkat agresifitas pada kucing menurun, sehingga kucing menjadi lebih ramah.

Perawatan pada Kucing Setelah Ovariohisterectomy

Tempatkan kucing di kandang
Kucing tidak boleh banyak bergerak setelah operasi. Hal ini akan mempengaruhi jahitan operasi pada kucing, sehingga kucing harus dikandangkan minimal satu minggu sampai jahitan mulai kering.
Berikan alas yang nyaman di dalam kandang kucing
Alas untuk kucing setelah Ovariohisterectomy harus dikondisikan senyaman mungkin, hal ini akan mempengaruhi proses penutupan luka.
Berikan salep atau obat antibiotik
Antibiotik berfungsi untuk menghambat kontaminasi bakteri akibat proses pembedahan.
Sediakan air minum yang cukup untuk kucing Anda
Pastikan air minum tidak membasahi kandang kucing, sehingga berdampak pada kelembaban daerah luka.
Hindari kucing menjilat daerah luka dengan memakaikan elisabeth collar (kalung berbentuk corong untuk melindungi daerah kepala)
Berikan makanan bernutrisi tinggi untuk mempercepat kesembuhan. Makanan yang mengandung nutrisi lengkap (protein, karbohidrat, lemak dan zinc) akan mempercepat proses kesembuhan luka
Berikan juga makanan kucing yang tidak menimbulkan alergi karena alergi dapat memperlambat proses kesembuhan

Anda dapat memberikan CAT FOOD WISHBONE ROOST. Makanan kering ini tidak mengandung unsur grain (biji-bijian) dan gluten (sejenis protein yang terdapat dalam gandum dan tepung) sehingga dapat mencegah resiko alergi pada kucing. Diperkaya dengan vitamin A, B, dan D untuk meningkatkan nafsu makan kucing pasca operasi.

Anda juga dapat memberikan KIS-KIS PASTILS MULTIVIT untuk meningkatkan metabolisme dan daya tahan tubuh kucing sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan.