(13 Apr 2020)
Gangguan urinasi merupakan salah satu problem yang banyak dialami oleh anjing baik itu anjing betina atau anjing jantan. Penyebab gangguan urinasi yang dialami oleh anjing bisa berbeda-beda faktor penyebabnya. Salah satunya bisa dikarenakan adanya infeksi bakteri pada saluran urinasi, hal ini yang sering dialami oleh anjing betina. Selain itu bisa di karenakan pemberian pakan yang tidak sesuai sehingga menyebabkan terbentuknya mineral (kalsium, magnesium, phospat ) yang tidak diperlukan oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya penumpukan mineral dalam kantung kencing yang bisa bersifat menyumbat saluran perkemihan. Penumpukan mineral bisa menjadi penyebab terbentuknya batu dalam saluran perkemihan. Batu yang terbentuk pun bisa bervariasi bentuknya, batu dalam bentuk yang besar dengan jumlah yg sedikit umumnya terjadi pada anjing betina atau dalam bentuk kumpulan batu-batu kecil yang menyerupai pasir atau kerikil yang umum terjadi pada anjing jantan. Jenis - jenis batu yang sering ditemukan pada anjing diantara nya seperti struvit, kalsium oksalat, urate, cystein dan phospat.
Selain itu gangguan urinasi pada anjing bisa diperparah dengan terbatasnya atau sedikitnya asupan minum anjing tersebut. Hal lain yang bisa memperparah masalah urinasi adalah perubahan derajat keasaman (pH) urin dan faktor predisposisi ras atau breed.
Saat anjing mulai mengalami gangguan pada saat urinasi akan disertai dengan perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini bisa disebabkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman yang dialami oleh anjing saat hendak urinasi. Berikut tanda klinis yang bisa pet lovers perhatikan dirumah saat mencurigai adanya gangguan urinasi pada anjing kalian.
Menigkatnya frekuensi urinasi dengan volume urin sedikit-sedikit atau pollakiuria Anjing akan menunjukkan perilaku tidak tenang yang disertai perilaku bolak balik ke tempat pipis. Saat urinasi pun volume urin yg dikeluarkan hanya sedikit. Volume urin yang dikeluarkan bisa seperti tetesan air satu persatu, atau terjadi rembesan urin disekitar penis anjing sehingga area penis dan bawah perut Akan terlihat selalu basah. Frekuensi urinasi bisa meningkat dari biasanya dan terjadi lebih sering.
Pada saat proses urinasi anjing terlihat merejan dan merasa kesakitan saat mengeluarkan pipis. Hal ini bisa disebabkan karna adanya sumbatan pada saluran urinasi sehingga anjing akan merasa kesusahan dalam mengeluarkan cairan urin . Terkadang anjing juga terlihat seperti hendak buang air besar, ingin mengeluarkan sesuatu dalam waktu yang lama namun tidak ada urin yang bisa dikeluarkan.
Seringkali juga dijumpai adanya darah yang bercampur dengan urin pada anjing yang mengalami gangguan urinasi. Adanya darah dalam urin pun bervariasi warna dan konsistensinya. Mulai dari urin berwarna merah bening hingga urin berwarna merah pekat atau kental. Jika sudah melihat tanda klinis seperti diatas ada baiknya segera bawa anjing kalian untuk periksa lebih lanjut pada dokter hewan. Jangan menunda lebih lama untuk melakukan pemeriksaan karna yang dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya keracunan atau masalah lain yang lebih parah.
Pemeriksaan penunjang pada gangguan urinasi dapat dilakukan dengan USG atau X- Ray. Pada basil X-Ray Akan terlihat massa radio opaque pada kantung kencing. Sedang kan hasil USG akan menunjukkan massa hiperechoic berbentuk bulat, kerikil, pasir atau kristal Pada kantung kencing dengan acoustic shadowing pada bagian bawah massa.
Selain itu untuk treatment yang bisa diberikan bagi anjing yang memiliki gangguan urinasi adalah mengganti pakan dog food nya menjadi dog food khusus untuk anjing yang memiliki gangguan urinasi, dengan memperhatikan adanya pH balance, dog food dengan kandungan magnesium dan phospor yang rendah dan memilih dog food sesuai dengan umur anjing kalian.
So, jangan pernah ragu membawa hewan kalian yang sakit ke dokter hewan ya, semoga bermafaat :)
Silahkan hubungi salah satu dari tim customer support kami