(13 Dec 2017)
Satu hal yang paling dikhawatirkan bagi pemilik kucing adalah ketika kucingnya sakit. Pemilik kucing akan berupaya sebisa mungkin untuk dapat menyembuhkan kucing kesayangannya. Tidak semua obat penurun panas dapat diberikan untuk kucing, jadi pemilik kucing harus mewaspadai pemberian obat-obatan penurun panas pada kucing. Seperti halnya parasetamol, parasetamol dapat menurunkan panas pada manusia, tetapi tidak pada kucing. Pemberian parasetamol pada kucing akan berakibat fatal, sehingga perlu pengetahuan yang lebih terhadap penggunaan obat-obatan pada kucing. Pada artikel ini, kita akan membahas kenapa parasetamol berbahaya bagi kucing? Yuk kita cari tahu bersama-sama.
Parasetamol atau acetaminophen merupakan derivate sintetik nonopiate dari p-aminophenol. Parasetamol merupakan nonsteroidal anti inflamasi yang sering digunakan sebagai analgesic (obat penghilang rasa sakit) dan antipyretic (obat anti demam, untuk menurunkan suhu tubuh). Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesic (anti nyeri) dan flu. Obat ini aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Obat ini dapat meningkatkan ambang batas rasa sakit dengan cara menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase (berperan dalam pembentukan prostaglandin) serta menghambat efek pyrogen dengan cara memblok sintesis prostaglandin (molekul pembawa pesan pada proses inflamasi / radang). Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drug). Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan usus atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus (pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta) pada janin.
Pemberian parasetamol pada kucing dengan dosis 50 – 100 mg/kgBB akan bersifat toksik. Kucing lebih sensitif terhadap parasetamol dari pada anjing, oleh karena itu kucing lebih rentan terhadap keracunan parasetamol. Pada sebagian besar spesies termasuk kucing, mayoritas parasetamol diekskresikan (dikeluarkan) dalam urin sebagai glucoronide dan konjugat sulfat yang pada dasarnya metabolit yang tidak beracun. Kucing kekurangan enzim transferase glucuronyl yang diperlukan untuk memecah parasetamol, dan dalam beberapa menit bagian-bagian dari tablet dapat berakibat fatal. Untuk dosis acetaminophen yang diberikan, kurang dari 3% dari glukuronida acetaminophen diekskresikan oleh kucing, sementara manusia dan anjing dapat menghilangkan 50-60% sebagai konjugat glukuronat.
Gejala keracunan parasetamol berkembang secara bertahap. Gejala dapat terjadi lebih cepat atau lambat tergantung pada jumlah parasetamol yang tertelan.
Semoga Bermanfaat
Silahkan hubungi salah satu dari tim customer support kami