(12 Dec 2017)
Ivermectin merupakan obat neurotoxin yang biasa digunakan dalam pengobatan cacing jantung dan parasit lainnya pada hewan peliharaan. Obat ini dapat membantu mencegah parasit pada anjing, dan membunuh parasit yang telah menginfestasi anjing. Pemberian ivermectin pada anjing dapat dilakukan secara oral (mulut), dengan injeksi (suntikan), dan dioleskan ke kulit. Penggunaan obat ini sangat efektif pada anjing, namun terdapat beberapa keturunan yang memiliki sensitivitas genetik yang kuat terhadap ivermectin yang dapat menyebabkan efek samping serius bahkan kematian.
Beberapa Jenis Anjing yang Intolerance Terhadap Ivermectin
Ivermectin merupakan obat antiparasit spectrum luas dengan nama kimia 22,23-dihydroavermectin B1a + 22,23-dihydroavermectine B1b. Obat ini mengikat dan mengaktifkan saluran klorida glutamate-gated (GluCls) yang ada di neuron (sel saraf) dan miosit (sel otot). Ivermectin berikatan secara selektif pada reseptor di sinaps motor perifer (bagian sistem saraf), menghambat transmisi kimia dari asam γ aminobutirat (GABA / Gamma Aminobutyric Acid) yang berada di sistim saraf pusat. GABA merupakan neurotransmitter pada otak yang menghambat reaksi neurologis (saraf) yang tidak menguntungkan. Hal tersebut merangsang pelepasan GABA pada ujung saraf endoparasit, meningkatkan afinitas GABA pada reseptor di sinaps dan menyebabkan gangguan impuls (rangsangan) saraf, menimbulkan paralisis (kelumpuhan) dan kematian pada parasit.
Seperti halnya anjing collie, anjing ini memiliki cacat genetik yang menyebabkan ivermectin tidak dapat keluar dari otak. Gen yang terlibat dalam intoleransi ini adalah gen MDR-1 (Multi Drug Resistance). Anjing dengan mutasi gen MDR-1 memiliki kekurangan dalam protein yang dapat membantu ivermectin keluar dari otak. Protein ini disebut dengan Gen P-glikoprotein. Protein ini berfungsi untuk mengeluarkan obat seperti ivermectin keluar dari sistem saraf pusat yang dapat menimbulkan racun di otak atau jaringan tubuh lainnya. Ivermectin yang tidak dapat dikeluarkan dari sistem saraf pusat, akan terakumulasi lama di dalam otak, menyebabkan toksisitas (keracunan) dan gangguan pada sistem saraf pusat.
Anjing dengan kepekaan terhadap ivermectin dapat menunjukkan gejala keracunan pada otak dalam waktu 4 – 12 jam setelah terpapar obat, terutama dosis yang lebih besar dapat dengan cepat menunjukkan gejala klinis. Berikut adalah gejala klinis yang tampak pada beberapa anjing yang memiliki kepekaan terhadap ivermectin:
Pelebaran pupil pada anjing merupakan gejala intoleransi yang paling umum terjadi, dengan kepekaan yang meningkat terhadap cahaya.
Anjing akan mengalami muntah dan penurunan nafsu makan (anoreksia). Hal ini terjadi akibat adanya masalah di dalam sistem pencernaannya. Keadaan muntah yang terus menerus dapat menyebabkan anjing mengalami dehidrasi. Selain itu, anjing juga dapat mengalami hipersalivasi (air liur yang berlebih).
Kelesuan dapat disebabkan karena tidak adanya energi di dalam tubuh anjing. Energi didapatkan dari konsumsi pakan, apabila anjing mengalami penurunan nafsu makan, maka energi yang di dapatkan juga akan sedikit.
Fungsi sel saraf motorik adalah mengirimkan impuls (rangsangan) dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Akibat adanya pemberian ivermectin pada anjing yang intolerance, maka akan menyebabkan gangguan pada sel saraf motorik, anjing akan susah berdiri, berjalan dan tidak merespon terhadap suara.
Pernafasan akan menjadi dangkal dan berat, serta kehilangan kesadaran. Anjing akan mengalami kejang atau koma. Apabila anjing tidak segera dilakukan perawatan, maka akan terjadi kematian.
Semoga Bermanfaat
Silahkan hubungi salah satu dari tim customer support kami