(16 Nov 2017)
Kondisi muntah dapat terjadi pada setiap kucing. Muntah dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana terjadi pengeluaran isi lambung melalui mulut akibat adanya kontraksi abdomen (dorongan dari dalam perut). Secara alami, muntah pada kucing lebih sering terjadi dibanding dengan hewan lain. Kucing mengalami kondisi muntah ketika kesehatannya sedang menurun atau mengkonsumsi makanan yang tidak cocok. Selain itu, muntah juga merupakan suatu gejala adanya gangguan di dalam tubuh kucing terutama pada saluran pencernaan.
Muntah disebabkan karena adanya stimulasi (rangsangan) dari pusat muntah di otak oleh reseptor-reseptor yang berhubungan dengan saluran pencernaan. Sehingga menyebabkan adanya kontraksi antiperistaltik (gerakan peristaltik ke arah atas saluran pencernaan, bukan ke arah bawah) dan menyebabkan makanan kembali ke duodenum serta lambung setelah masuk ke dalam usus. Oleh karenanya makanan akan terkumpul di lambung, mengganggu kerja lambung dan duodenum, sehingga duodenum meregang. Mereganggnya duodenum mengakibatkan kontraksi diafragma dan otot dinding abdominal (perut) yang kuat sehingga tekanan dalam lambung tinggi. Pada saat bernafas, maka tulang lidah akan naik dan laring akan menarik sphingter esophagus bagian atas supaya terbuka. Sphinter bagian bawah berelaksasi, hal ini menyebabkan keluarnya isi lambung melalui esophagus.
Anatomi lidah kucing yang seperti sisir, menyebabkan rambut kucing akan tersangkut ketika kucing melakukan self grooming (menjilati rambutnya sendiri). Kucing berbulu panjang yang akan beresiko terjadi hairball di dalam lambungnya
Sesuatu yang berlebih memang tidak baik dan tidak dianjurkan. Begitu pula dengan makan. Banyak yang mengatakan, berhentilah makan sebelum kenyang. Tapi hal ini tidak berlaku untuk kucing. Sebagai hewan, kucing akan terus-menerus memakan makanan yang ada dihadapannya sampai habis. Hal ini akan menyebabkan kucing mengalami muntah karena sudah tidak mampu untuk makan lagi.
Kucing akan memakan apa yang biasa mereka makan. Ketika pemilik hewan mengganti makanan kucing dengan makanan yang baru, maka tidak sedikit kucing yang akan mengalami muntah karena pencernaan kucing sangat sensitif terhadap perubahan.
Benda-benda asing seperti rumput, tanah, dan mainan kucing, yang tidak bisa dicerna dapat menyebabkan iritasi pada lambung apabila dimakan oleh kucing.
Beberapa jenis kucing tidak mampu mencerna susu yang bukan spesiesnya seperti susu sapi. Kucing tidak memiliki enzim laktase yang berfungsi untuk memecah laktosa pada susu sapi. Enzim ini ada pada kucing ketika baru dilahirkan, dan akan semakin hilang seiring bertambahnya umur kucing. Semakin berkurangnya enzim ini maka semakin sulit mencernak laktosa pada susu sapi.
Beberapa virus dapat menyebabkan gejala muntah pada kucing, salah satunya adalah infeksi virus panleukopenia. Virus ini dapat menginfeksi usus sehingga menimbulkan iritasi atau peradangan pada usus, yang mengakibatkan terjadinya muntah. Infeksi bakteri maupun parasit juga menjadi faktor terjadinya muntah pada kucing.
Ketika kucing mengalami muntah darah atau muntah berwarna gelap, maka pemilik harus waspada terhadap adanya gangguan saluran pencernaan. Apabila kucing muntah cairan berwarna kuning, kemungkinan kucing tersebut mengalami gangguan pada hati atau ginjal. Tetapi jika muntah kucing berwarna hijau tua, kemungkinan besar mengalami gangguan atau peradangan pada pankreas sehingga kucing memuntahkan cairan empedu.
Kucing tidak hanya memakan benda asing, tetapi biasanya kucing suka menjilat-jilat atau meminum cairan yang berbahaya, seperti deterjen. Hal ini juga akan menyebabkan gejala muntah yang berbahaya pada kucing. Muntah jenis ini ditandai dengan keluarnya busa putih dari mulutnya.
Semoga bermanfaat.
Silahkan hubungi salah satu dari tim customer support kami